Suatu Momen di Banglawali Masjid New Delhi India..

Ada satu kejadian yang masih saya ingat sampai saat ini..Di pertengahan akhir 2013..
Kenangan yang membuat air mata menetes karena mengingat bahwa saya tersadar setelah melewatkannya.. Meski itu beberapa saat saja..
Seperti biasa, jika rombongan akan tasqil, apalagi yang akan berpindah medan tasqil sampai melintasi negara, maka menjadi suatu keistimewaan bagi rombongan tersebut untuk bermusafahah dengan para masyaikh dan tentunya mereka lebih diutamakan..
Dan saat rombongan kami, sudah tiga kali tasqil di India dan masa sudah menunjukkan waktu 2 setengah bulan di negeri ini, maka kini saatnya kami akan melanjutkan ‘studi banding’ kami mengenai metode dakwah cara Nabi dan kali ini gilirannya adalah Negeri di atas air yakni Bangladesh..
Kami pun berada dirombongan paling depan dan awal yang akan bersalam salaman dengan para Masyaikh, terutama Syaikh Maulana Sa’ad dan Syaikh Maulana Zubairul hasan Hafidzahumalloh..
Sebagai Tim Mimbarwala saat itu adalah Mufti Luthfi Al Banjari yang mengatur jalannya proses Musafahah..
Dan tiba giliran saya bersalaman dengan para masyaikh.. Yaa ALLAH..
wajah Maulana Sa’ad begitu menyejukkan.. Saya pandang beliau dengan penuh ta’zhim, saya cium tangan beliau, meski sayup sayup saya dengar Mufti Luthfi terus berulang ulang mengingatkan untuk jangan cium tangan dan apalagi memeluk masyaikh..
Dan kemudian, saya pun mencium tangan mulia Syaikh Maulana Zubair, dan jujur, itu pertama kali saya bermusafahah dan memandang beliau secara langsung.. Aura spiritual dan kesholihan yang tinggi nampak dari wajah beliau yang mulai keriput karena faktor usia.. Dan akhirnya selesai sudah giliran saya..
Saya pun berjalan menuju ruangan tempat kami i’tikaf.. Karena lantai tempat musafahah itu berada dilantai 5, Masjid Banglawali, kalo tidak salah… Dan ketika langkah demi langkah semakin meninggalkan kedua masyaikh tadi, tiba tiba berkelebat fikiran di kepala.. Dan saya mulai menyadari kejadian yang telah terjadi..
“Apakah ini akan menjadi pertemuan terakhir?!! Kembali pikiran saya menggerayangi alam fikir saya, serasa berkata, “apakah ada yang menjamin bahwa kamu akan bisa kembali ke tempat ini suatu masa lagi?!! “
Baru saya sadar mengenai kebenaran hal itu, sontak saya kemudian menoleh kebelakang melihat kerumunan ahbab ahbab yang berdesakan untuk mencium dan memeluk kedua orang yang mulia itu.
Tidak ada jaminan untuk setiap orang bisa kembali ke twmpat penuh keberkahan ini dan ketika semakin menyadari hal itu, seketika air mata saya pun tak kuasa tertahan untuk jatuh mengenai pipi dan mengalir ke janggut saya.. Saya akan pergi meninggalkan mereka, bangunan markas yang mulia ini dan memulai ‘petualangan’ baru di Negeri Bangladesh, tanpa tahu bahwa apakah suatu saat akan bisa kembali berdiri disini.. Menimba ilmu dakwah kembali disini..
Sehingga berdesir dalam hati dan kemudian terucap dalam bibir, “Yaa Robb, hantarkan hamba lagi ke tempat ini, untuk berjumpa dengan wali-MU dan mengambil barokah serta belajar dakwah cara nabiMU.. Aamiiin..

( Namun taqdir berkata lain, maret 2014, Syaikh Maulana Zubairul Hasan meninggal dunia.. Sehingga itulah pertemuan pertama dan terakhir saya dengan beliau… Semoga ALLAH menerangi kubur beliau.. Aamiiin..)

Tinggalkan komentar