Kuliner Khas India yang ngangenin…

Perjalanan atau rihlah akhir zaman atau yang lazim dalam istilah ahbab atau karkun disebut sebagai khuruj menghadirkan berbagai macam hikmah, pelajaran dan hal hal menarik dan berkesan mesti terkadang ada juga rintangan, ataupun hal hal yang membuat hati terkadang remuk redam karena menemui hal hal yang kurang berkenan.. Yah, mau bagaimana lagi?! Sebagaimana Sang Penghibur, yakni Rasul kita yang mulia, Baginda Nabi Muhammad Shallallohu ‘alaihi wasallam sabdakan, bahwa “Perjalanan adalah sebagian dari azab.” Namun mesti demikian, bagi calon salik, atau penempuh jalan dakwah ini, menemui hal hal yang tak sesuai harapan malah itu membuat kesan kesan mendalam dan menghadirkan percepatan atau akselerasi dalam proses mendapatkan sifat atau karakter shahabat nabi yang terbentuk melalui kesukaran dan proses mujahadah yang tak sebentar..
Namun alfaqir pribadi, selama mengikuti perjalanan atau rihlah serta khuruj fii sabiilillah ini, alhamdulillah jarang sekali menemui suatu keadaan yang pelik, atau kurang mengenakkan hati.. Karena mungkin, alfaqir pribadi, telah mengesankan dalam hati bahwa dalam setiap kesukaran, maka pasti akan datang kemudahan kemudahan.. Sehingga ketika sesuatu hal yang kurang sreg dihati datang, maka alfaqir terima dengan sabar sambil menunggu datangnya keadaan yang melapangkan..
Salah satu hal yang mungkin terlihat sepele, tetapi jika tak tabah dan sabar menghadapinya maka bisa fatal akibatnya, yakni saat khuruj ke India dan Bangladesh, maka salah satu keadaan yang tidak mengenakkan itu adalah mengenai masakan khas india dan bangladesh yang tak cocok dilidah kami.. He he..
Disamping ada aroma walangsangit yang membuat selera makan jadi berkurang drastis, ditambah kebanyakan makanan india berkuah dan penuh dengan aroma serta cita rasa rempah rempah yang apabila orang tak terbiasa maka akan membuat problem untuknya karena harus terus bersedia untuk disuguhi masakan dengan cita rasa sperti itu.. Selama 4 bulan, baik selama di India maupun di Bangladesh..
Diri saya pribadi, alhamdulillah, meski awalnya sempat tidak selera, biidznillah, sepekan kemudian, saya pun mulai membiasakan lidah saya untuk menikmati hidangan hidangan khas benua India..
Nasi biryani, beras rasmati yang ukurannya panjang dimasak kemudian dikukus campur dengan aneka rempah rempah plus santan kemudian bisa dicampur dengan daging sapi atau ayam.. Kemudian ada daal, yakni sejenia sup berwarna kuning rasanya hambar.. Untuk daal buatan orang india, saya minta ampun, belum bisa menikmatinya.. Kecuali Daal buatan ahbab bangladesh..Rasanya gurih mirip dengan kuah bubur ayam bang thoyyib samping Masjid Kebun jeruk, Jakarta…
Lalu untuk minuman.. Nah, untuk minuman.. Rata rata, kawan ahbab mungkin tidak ada yang komplain… Selain nikmatnya chai, teh campur susu.. Adalagi Lassi yang merupakan cocktail, susu fermentasi dengan campuran berbagai macam buah2an atau bisa satu buah saja.. Saya biasanya memesan Lassi rasa aam.. Yakni mangga.. Nikmat rasanya meminumnya setelah bersilaturrohmi keliling kota Kolkata.. Ataupun Kota tua, Bulandsahr…
Ah..Saya menulis ini, selain sekedar berbagi kenangan di Bumi India namun sebenarnya sedang kangen dengan suasananya..Dan hal yg paling sy kangenin yang sebenarnya dan itu lebih seru adalah yakni saat hati ini betul betul menikmati saat saat itu, menikmati saat diri terpilih untuk melanjutkan usaha nabi, padahal hati masih belum bersih, niat masih belum lurus, amal masih sedikit,, maksiat masih belum ditaubati.. Tapi ALLAH begitu Maha Pemurah, sehingga ALLAH tetap pilih alfaqir. Masya ALLAH..
Ah terlalu panjang saya menulisnya…Saya cukupkan dulu.. Dan Karena saya tahu Mungkin kawan kawan, lebih seru lagi kisahnya.. Tafaddhol, mari kita berbagi..
( AlFaqir – Ian Agus Faraya)

Tinggalkan komentar